Laman

Wednesday, January 21, 2015

Naomi X Sinka : Talk To You


Malam hari kini berganti menjadi pagi, sang mentari mulai menyapa sang bumi dengan sinarnya yang hangat untuk menggantikan peran sang rembulan. Makhluk bumi satu-persatu mulai terbangun dari tidurnya yang lelap, untuk kembali memulai rutinitas mereka seperti hari-hari biasanya.

Di pagi yang cukup cerah ini, Naomi duduk manis di ruang makan keluarga sambil menunggu adiknya keluar dari kamarnya. Dihadapannya sekarang telah dipenuhi oleh makanan yang biasanya dia buat di tiap harinya yang dia persembahkan khusus untuk adiknya.

Beberapa menit kemudian terlihat Sinka yang baru saja keluar dari kamarnya, dia sudah dalam keadaan sangat rapi pertanda dia telah siap berangkat ke kampusnya untuk melaksanakan rutinitas kuliahnya seperti hari-hari biasanya.

“Sinka, Sarapan dulu yuk....” ucap Naomi memanggil Sinka dari ruang makan

Namun... Jangankan menjawab, menoleh sedikitpun tidak dilakukan oleh Sinka pada saat kakaknya itu mengajaknya untuk sarapan. Sinka berlalu pergi tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya, dia meninggalkan Naomi sendirian dirumah begitu saja.

Naomi hanya bisa terdiam dengan beberapa helaan nafas. Dia tidak terlalu kaget dengan perlakuan adiknya yang seolah tak acuh padanya. Sifat Sinka berubah pasca kecelakaan yang menimpa keluarganya seminggu yang lalu. Naomi beranggapan adiknya itu menyalahkannya atas kepergian kedua orangtuanya, makanya Sinka begitu dingin padanya bahkan tidak menghiraukannya. Naomi sendiripun sering menyalahkan dirinya sendiri, seandainya dia tidak mengajak kedua orangtuanya pada saat itu mungkin orangtunya masih hidup sampai sekarang.    

***  

Siang hari, ruang makan.

Pagi telah berlalu beberapa jam yang lalu, kini pagi digantikan oleh siang yang cukup terik. Dirumah, Naomi kembali menunggu adiknya pulang. Di hadapannya sekarang bukan hanya makan siang yang tersaji, melainkan juga disertai dengan beberapa es krim kesukaan adiknya yang dia letakkan di dalam mangkuk besar.

Menit demi menit berlalu. Naomi memandangi jam dinding berkali-kali, dia sangat yakin adiknya biasanya pulang jam 2 siang tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda adiknya itu pulang. Menit telah berubah menjadi jam, Es krim yang tersaji di atas meja mulai mencair menjadi bentuk bubur yang membuat orang enggan untuk memakannya.

***

Malam hari,

Tak terasa perubahan waktu begitu cepat berlalu, yang tadinya siang sekarang tau-taunya telah berubah menjadi malam yang gelap. Naomi masih berada di meja ruang makan dalam keadaan tertidur karena kelelahan menunggu adiknya pulang.

*krekk...

Naomi yang tertidur di meja makan terbangun saat mendengar suara pintu terbuka. Dia segera pergi dari ruang makan untuk memeriksa siapa yang membuka pintu.  

“Sinka!!! Kenapa kamu pulang jam segini dek!? Ini udah malam banget!!” tegur Naomi pada Sinka yang sedang mengunci pintu rumahnya

Sinka melewati Naomi begitu saja,

*prank...

“Berisik!! Berisik!! Berisik!!” teriak Sinka yang menjatuhkan segala macam benda yang ada di atas meja yang berada dalam jangkauannya

Naomi terdiam melihat kelakukan adiknya, saat dia mau menyusul adiknya namun adiknya itu lebih dulu memasuki kamarnya dan mengunci pintunya dari dalam. Dari dalam kamar terdengar suara barang-barang yang dibantingkan secara sengaja oleh Sinka.

“Sinka!! Kamu nggak boleh kayak gini!!” teriak Naomi dari luar kamar Sinka

“Semuanya jahat!! Semuanya ninggalin Sinka sendiri!! kalian semua jahat!!” teriak Sinka dalam kamarnya disertai dengan suara benturan benda-benda ke lantai maupun dinding kamar

“Sinka!! Nggak ada yang ninggalin kamu dek!! masih ada kakak disini yang jagain kamu!!” sahut Naomi yang mencoba menenangkan adiknya dari luar kamar

“Berisik... berisik.. berisik” ucap Sinka dengan teriakan yang semakin lama semakin berubah menjadi isak tangis

Naomi menyandarkan tubuhnya pada dinding kamar Sinka. Bulir-bulir air matanya mulai mengalir diantara pipinya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghilangkan depresi yang dialami oleh adiknya pada saat ini. Dia hanya bisa berdo’a agar adiknya itu bisa memaafkannya.

***

Hari demi hari berlalu sama seperti biasanya, di tiap pagi Naomi menunggu adiknya sarapan bersama dengannya, siang hari menunggu adiknya pulang, dan malam hari menunggu adiknya makan malam bersamanya. Namun sikap Sinka tidak berubah sama sekali padanya. Sinka benar-benar seperti tidak pernah menganggap Naomi ada dirumah itu.

Tanggal 4 Juli 2014 (2 minggu kemudian)

Tanggal 4 Juli merupakan hari ulang tahun Sinka. Di ruang makan telah tersaji kue ulang tahun lengkap dengan beberapa kado yang menghiasi meja. Sama seperti hari-hari sebelumnya, Naomi menunggu adiknya pulang sampai ketiduran. Ketika dia terbangun, dia mendapati Sinka yang sudah duduk dimeja makan dengan posisi menghadap kue ulang tahun dengan lilin-lilin yang telah menyala.

Sinka menundukkan kepalanya, pertanda dia mulai berdo’a pada perayaan ulang tahunnya. Karena tidak ada tamu, dia terang-terangan mengucapkan do’anya,

“Harapan Sinka di hari ulang tahun Sinka hari ini cuman satu. Semoga papa, mama dan kak Sinka tenang di dunia sana. Sinka sangat sayang kalian, Sinka janji tidak akan jadi anak yang manja lagi...” ucap Sinka dengan air mata yang membanjiri matanya

Naomi yang mendengar do’a Sinka sangat terkejut dengan kata-kata Sinka,

“Sinka! Kakak masih hidup! kenapa kamu bilang kayak gitu? kakak masih ada disini! Kamu nggak menganggap kakak ada!!” tegur Naomi dengan nada meninggi karena dia merasa adiknya sudah sangat keterlaluan sampai menganggapnya telah tiada

Sinka tidak menjawab pertanyaan dari kakaknya, dia mulai menangis sejadi-jadinya setelah meniup lilin. Sinka membuka isi kado yang sampulnya sudah berada dalam keadaan robek, bahkan boneka yang ada didalamnya sudah tidak utuh lagi.

“Ini semua salah Sinka, seandainya waktu itu Sinka tidak banyak meminta yang macam-macam... semuanya tidak akan terjadi seperti ini” ucap Sinka memeluk Boneka panda yang sudah rusak setengahnya

Naomi kaget dengan kado yang dibuka Sinka. Dia sangat yakin boneka itu adalah boneka yang dia beli, tapi kenapa dalam keadaan rusak? Naomi mulai memperhatikan benda-benda yang ada diatas meja, dia baru sadar kado-kado yang ada disana dalam keadaan rusak semuanya.

Hal yang sangat mengejutkan Naomi yaitu saat membaca koran yang terpampang dia atas meja. Koran itu berisi tentang berita kecelakaan yang terjadi 2 minggu yang lalu. Korban kecelakaan berjumlah 3 orang, salah satunya memuat nama Naomi.

“Nggak... ini nggak mungkin!!! ini nggak mungkin!!!” teriak Naomi tidak percaya dengan berita yang dia baca

Naomi terduduk lemas tak berdaya. Tiba-tiba ingatannya yang samar-samar telah kembali. 2 Minggu yang lalu dia dan orangtuanya pergi keluar kota untuk membeli barang-barang yang akan dijadikan kado ulang tahun Sinka. Dalam perjalanan pulang mobil yang ditumpangi dia dan keluarganya mengalami kecelakaan beruntun di jalan raya. Bukan hanya kedua orangtuanya, tapi dia juga jadi korban dalam kecelakaan itu.

Ternyata selama ini yang membuat sarapan, makan siang, maupun makan malam bukanlah Naomi, melainkan Sinka sendiri. Sinka-lah yang membuat semuanya seakan-akan makanan itu dibuatkan oleh kakaknya. Sinka tidak pernah bicara dengan kakaknya, melainkan dia bicara sendiri untuk melampiaskan emosinya.

Saat mengingat semuanya tubuh Naomi mulai mengeluarkan cahaya, bagian-bagian tubuhnya mulai berubah menjadi partikel-partikel debu yang beterbangan.

“Ya, aku baru ingat. Dulu aku berjanji akan hadir pada saat ulang tahun Sinka. Selamat ulang tahun adikku... selamat ulang tahun sayang...” ucap Naomi yang perlahan mulai menghilang

***

Sebulan kemudian,

Sinka sudah menghentikan rutinitas yang biasanya dia lakukan di tiap harinya, dia sadar apa yang dia lakukan hanya akan membuatnya terlarut dalam kesedihan yang semakin dalam. Dia tidak ingin membuang-buang uang asuransi yang ditinggalkan oleh keluarganya. Dia bertekad untuk menjadi pribadi yang mandiri dan tidak manja lagi dengan cara belajar dengan sangat giat dan rajin untuk meraih cita-cita yang diimpikan oleh keluarganya.

“Sinka akan terus hidup, demi kalian...” ucap Sinka memandangi langit senja dari jendela rumahnya sambil memeluk boneka Panda yang kembali utuh meskipun dengan banyak jahitan

Tamat....

Penulis
@Queen_Vienny_FF 
@elmyituhelmy

Baca Juga....

Naomi x Sinka : Talk To You

No comments:

Post a Comment