Apa arti janji bagi
kalian? Apakah sesuatu yang harus ditepati dan dipertahankan sampai akhir?
Malam hari, di
dalam kamar rumah Veranda.
"Yah
mama... kenapa harus Veranda yang nyari sih?" rengek Veranda pada mamanya
"Udah,
jangan bawel kayak gitu. Ini kan demi kebaikan kamu dan adik kamu juga. Adik
kamu kan lagi kesel sama kamu. Nah, jadi ini cara
agar kamu bisa baikan sama dia. Sebagai kakak kamu harus ngalah sama adik kamu...”
jelas mamanya Veranda meyakinkan Veranda
Veranda
merenung sejenak,
"Iya
deh... besok setelah pulang sekolah Veranda nyarinya" ucap Veranda dengan
nada agak berat
"Nah gitu
dong,
ini alamatnya jangan sampai hilang ya..." lanjut mamanya Veranda menyerahkan secarik kertas yang berisikan alamat yang harus dituju oleh Veranda
Beberapa
jam yang lalu, tepatnya siang hari setelah pulang sekolah
saat makan siang bersama. Waktu itu Veranda berantem dengan adik perempuannya,
Shania. Adiknya kesal karena Veranda biasa saja dengan prakarya yang sudah
dibuat susah payah oleh adiknya itu.
Saking kesalnya, adiknya sampai mengacak-ngacak
makanan yang ada diatas meja makan.
***
Keesokan harinya,
Sesuai dengan janjinya Veranda mulai mencari apa yang diminta oleh
mamanya, yaitu mencari
kumpulan bunga mawar yang akan digunakan sebagai dekorasi ruangan pada saat perayaan ulang tahun adiknya
minggu depan.
Veranda
mencari toko bunga yang ada dikotanya dengan mengandalkan jasa transportasi Bus
kota. Sebenarnya orang seperti dia bisa saja menggunakan jasa Taxi ber-AC untuk
berkeliling kota.
Akan tetapi... Veranda
malah lebih memilih Bus Kota daripada Taxi, karena dia ingin merasakan hal yang sama
dengan yang dirasakan oleh orang lain kebanyakan.
"Uhh...
Capek juga ya? Udah 3 kali ganti Bus tetap aja nggak ketemu toko bunganya"
keluh Veranda sambil menyapu keringat
dengan tangannya
"Kalo
sekali lagi nggak ketemu, bye aja deh..." pasrah Veranda sambil membuka buku catatannya
Buku
catatannya itu berisikan alamat toko bunga yang dia tuju. Sekarang buku catatannya penuh dengan banyak coretan - coretan. Beberapa orang yang dia tanya malah
memberikan info yang salah, bukannya terbantu dia malah kesasar sampai harus
bolak balik ganti Bus kota.
***
Tak
lama kemudian Veranda akhirnya menemukan toko bunga yang dia cari. Dari depan,
toko bunga itu begitu indah. Bunga-bunga yang ada di dalam toko terlihat
sangat jelas dari luar, karena dinding dan atapnya terbuat dari kaca.
Veranda
mulai masuk kedalam toko bunga itu. Saat berada di dalam, dia disambut oleh seseorang yang wajahnya sangat
dikenal Veranda.
"Loh,
kamu Sasha kan? temen satu angkatan aku
kan? Dari kelas 11 IPA1?" tanya Veranda bertubi-tubi pada seseorang yang
sedang berdiri menyambutnya dengan mengenakan tongkat penyangga
"Iya,
aku orang yang kamu maksud. Hmm..
Kalo gitu silakan masuk dulu" ajak perempuan itu pada Veranda
Sasha
mengajak Veranda menuju tempat duduk yang ada di dalam toko
bunga itu. Dari belakang Veranda memperhatikan kondisi tubuh teman satu
angkatannya itu. Dia... sudah tidak memiliki kaki kanannya, dia berjalan
tertatih dengan ditumpu oleh 2 tongkat penyangga. Dari cara dia berjalan,
sangat jelas dia kesulitan memakai tongkat penyangga itu.
"Mungkin
kita tidak terlalu dekat, tapi... Aku minta kamu buat ngerahasiain tentang apa
yang kamu lihat saat ini, yang telah terjadi padaku. Tolong
rahasiain semua ini dari orang-orang, terutama teman-teman
sekolah kita..." pinta Sasha agak memelas pada Veranda
"Maksud
kamu apa? Aku nggak ngerti deh. Tujuan aku kesini buat beli bunga untuk adik aku.
Aku sama sekali tidak tahu kalo kamu yang jadi penjual bunga di tempat ini.
Dan... Buat apa dirahasiain segala?" tanya Veranda bingung
Tiba-tiba
saja ekspresi raut wajah Sasha berubah menjadi sedih,
"Sebenarnya
aku tidak masalah dengan keadaan aku yang sekarang. Akan tetapi... Jika mereka
tahu keadaan aku saat ini. Mereka.... akan
melakukan hal yang merepotkan untuk aku. Aku bukan tipe orang yang suka
nyusahin orang lain. Aku tidak ingin mereka kerepotan dengan keadaan aku yang
sekarang...." ucap Sasha murung
Sasha
bercerita panjang lebar pada Veranda.
Sebulan yang lalu dia dan keluarganya mengalami kecelakaan saat mau kembali ke
kota. Kedua orangtuanya telah meninggal
dunia saat di larikan ke rumah sakit. Adiknya masih bisa bertahan, tapi harus
dirawat di rumah sakit sampai sekarang.
Sedangkan dia sendiri sudah sembuh, akan tetapi dia kehilangan kaki
kanannya. Kaki kanannya terpaksa diamputasi karena kakinya itu sudah tidak
mungkin bisa disembuhkan lagi secara medis.
Biaya
yang dia gunakan selama ini untuk berobat dia dan adiknya didapat dari menjual
rumahnya. Saat ini Sasha tinggal di toko bunga warisan orangtuanya. Dia tidak
bisa ke sekolah,
karena harus menjaga toko bunga untuk biaya rawat inap adiknya yang sekarang
masih tinggal dirumah sakit.
30 menit Sasha bercerita panjang lebar pada Veranda.
Veranda terdiam, dia melamun membayangkan betapa beratnya hidup Sasha karena
masalah ini.
"Oh
iya, tadi kamu mau beli bunga buat adikmu kan? Bunga apa?" Tanya Sasha membuyarkan lamunan Veranda
"Hmm, itu...
Bunga mawar, mama bilang adik aku sukanya bunga mawar" Jawab Veranda dengan nada rendah
"Bunga
mawar ya? Kayaknya masih ada deh, ayo ikut aku Ve" ajak Sasha sambil
bangkit dari tempat duduknya
.....
Air mata Veranda tiba-tiba mengalir begitu saja tanpa
diberi aba-aba, tepat saat Sasha jatuh ketika mengambil pot bunga Mawar. Pot bunganya pecah, lengannya jadi lecet
akibat terjatuh. Veranda langsung membantu Sasha tanpa pernah menanyakan
pertanyaan seperti "kamu baik-baik saja?" karena pertanyaan itu sungguh
sangat tidak tepat ditanyakan kepada seseorang yang sedang kena musibah.
"Loh?
Kok kamu nangis sih Ve? Ada ada aja kamu... Yang jatuh itu
aku loh, bukan kamu..." ucap Sasha dengan nada canda
"Aku
khawatir sama kamu..." jawab Veranda yang menutupi lengan Sasha yang lecet
dengan sapu tangan miliknya
Ekspresi raut wajah Sasha berubah,
"Kamu
jangan nangis gitu dong, aku jadi sedih liat orang yang nangis
gara-gara aku. Aku nggak apa-apa kok, udah sering kayak gini. Jangan nangis lagi dong..."
ucap Sasha sambil mengusap air mata Veranda.
Veranda
jadi malu kepada Sasha. Harusnya dia yang membuat Sasha untuk menjadi lebih tegar dalam menjalani hidupnya, tapi yang terjadi malah sebaliknya.
Sasha yang menenangkan Veranda agar tidak khawatir berlebihan padanya.
"Yah...
Bunganya malah rusak kayak gini. Padahal ini bunga terakhir..." potong Sasha memungut bunga mawar yang berserakan di lantai
"Nggak
apa-apa kok. Aku hari ini cuman disuruh survey lokasi aja. Aku perlu bunganya Minggu depan. Udah, sini biar aku yang beresin..." lanjut Veranda memungut pecahan pot bunga yang ada di lantai
Waktu
memang sangat cepat berlalu. Disaat Veranda ingin berlama-lama di toko bunga
milik sasha, Mentari sudah terlanjur membenamkan dirinya.
Memberikan kode pada Veranda agar segera pulang
kerumahnya.
***
Rumah Veranda,
Senja hari.
Saat
melewati ruang tamu, mamanya Veranda menegur Veranda yang pulang
dengan baju yang cukup kotor,
"Ya
ampun Ve... Kamu darimana aja? Baju kamu kok kotor gitu? Tegur mamanya yang
sedang duduk di sofa ruang tamu
"Veranda
kan nyari bunga ma... Tadi bajunya kena tanah gitu" jawab Veranda seadanya
"Kamu
udah gede loh Ve, masa kamu ceroboh kayak gitu? Cepat mandi sana..." perintah mamanya Veranda pada Veranda
Tanpa memberikan jawaban, Veranda melanjutkan langkah
kakinya menuju kamarnya.
Kamar Veranda,
malam hari.
Veranda
membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur empuk miliknya. Dia sedang mengingat semua tentang
Sasha, temannya yang dulu pernah sekelas dengannya ketika berada pada kelas 10 semester pertama. Waktu itu Sasha terkenal
sangat humoris karena selalu membuat orang lain tersenyum dan tertawa.
Setelah
pergantian semseter, dia dan Sasha tidak pernah sekelas lagi sampai saat ini.
Kabar terakhir tentang Sasha yang didengar olehnya yaitu tentang Sasha yang
sudah tidak masuk selama 1 bulan lebih.
"Kenapa
harus dirahasiakan segala sih? Bukannya itu malah bikin buruk keadaan kamu sha? Dan... kenapa aku malah nurutin janji yang kamu buat?"
gumam Veranda
***
Di sekolah Veranda,
Jam istirahat.
Saat
Veranda makan siang di kantin sekolahnya. Dia mendengar percakapan siswa dan
siswi yang berada di belakangnya. Mereka adalah teman sekelasnya Sasha.
Percakapan yang dia dengar yaitu tentang kabar Sasha yang akan dikeluarkan dari
sekolah karena terlalu lama tidak masuk.
Veranda
sangat ingin memberitahukan semuanya kepada
teman-teman sekelas Sasha, tapi dia sudah berjanji untuk tidak membocorkan
rahasia tentang keadaan Sasha.
Veranda
tertunduk lemas. Nafsu makannya mulai menghilang ketika dia mengingat Sasha,
dia memikirkan apakah Sasha pada saat ini sedang
makan juga? Ataukah dia sedang menahan laparnya? Mengurangi makannya untuk
menghemat kebutuhan sehari-hari dia dan adiknya?
***
Bel
sekolah telah berbunyi beberapa jam yang lalu. Veranda
tidak langsung pulang, dia mengambil jalan yang berlawanan dari
arah rumahnya. Yup, dia kembali ke toko bunga milik Sasha. Sebelum dia
pergi kesana, dia terlebih dahulu mengunjungi ATM terdekat untuk mengambil sejumlah uang tunai.
"Maaf
Veranda, bukannya aku nolak. Aku tau uang itu sangat cukup untuk biaya
perawatan adik aku. Tapi... Aku sudah terikat janji kepada almarhum kedua
orangtuaku. Aku sudah berjanji untuk tidak merepotkan orang lain. Aku
sudah diberi janji untuk tidak pernah meminta-minta pada siapapun dan dalam keadaan apapun. Maafkan aku
Ve..." Ucap Sasha saat Veranda memberikan sekumpulan uang
padanya
Veranda
memasukkan kembali uang yang dia bawa kedalam tasnya. Dia
mulai mengerti, tidak semua orang senang diberi uang secara cuma-cuma. Mereka
lebih memilih mendapatkan uang dengan usaha keras mereka
sendiri, bukan dengan jalan minta-minta,
mengharapkan orang lain berbelas kasih kepadanya.
***
Keesokan
harinya Veranda kembali datang ke toko bunga Sasha. Kali ini dia membawa kabar
gembira untuk Sasha. Malam tadi dia sudah berkonsultasi dengan papanya, dan
papanya bersedia membantu anak kesayangannya itu untuk menolong Sasha.
"Ini
daftar perusahaan yang memerlukan bunga segar tiap harinya. Aku udah konfirmasi
sama pimpinan mereka tadi malam. Dan...
Mulai besok mereka akan berlangganan bunga pada toko bunga kamu..." tutur Veranda dengan semangat
Papanya
Veranda merupakan orang yang cukup disegani oleh para pengusaha yang ada di kotanya.
Dengan membawa-bawa nama papanya, pimpinan beberapa perusahaan menerima saran
dari Veranda untuk menjadi pelanggan dari toko bunga Sasha. Mereka akan
memerlukan bunga segar untuk perusahaan mereka tiap harinya.
"Ini
serius Ve?" Tanya Sasha yang masih belum bisa percaya
Veranda tersenyum dan mengangguk,
"Iya,
Serius. Setelah kejadian kemaren. Aku
pikir aku bisa membantu kamu dengan cara yang lebih baik daripada sekedar memberikan uang secara
cuma-cuma" lanjut Veranda
"Makasih
ya Ve... Kamu baik banget sama aku..." balas Sasha dengan air mata yang mengalir pertanda dia
terharu dengan bantuan yang diberikan temannya itu
***
Beberapa
menit kemudian Veranda mulai merasa gelisah, terutama saat bel toko berbunyi pertanda
ada pengunjung yang datang.
Dia...
telah bercerita kepada beberapa teman sekelas Sasha tentang keadaan Sasha yang sebenarnya. Teman-temannya jelas menjadi sangat khawatir dengan
keadaan Sasha, yang sudah tidak ada kabar selama 1 bulan lebih.
Saat
Sasha membuka pintu toko, dia sangat terkejut dengan kedatangan teman-teman
sekelasnya. Begitu juga dengan teman-temannya Sasha, mereka juga
terkejut dengan keadaan Sasha yang sangat memprihatinkan. Mereka
langsung memeluk Sasha, mereka menceritakan kepada Sasha tentang kekhawatiran
mereka pada Sasha yang telah menghilang dari kehidupan sehari-hari
mereka.
Hal
bahagia yang dilihat oleh Veranda ketika teman-teman sekelas Sasha datang, yaitu saat mereka berkata pada Sasha akan menjadi pengganti
kaki kanan Sasha yang sudah hilang. Atas nama persahabatan, mereka memilih
untuk ikut menanggung beban yang dialami oleh Sasha. Sasha merangkul
teman-teman sekelasnya yang begitu peduli dengannya, dia menangis haru begitu
juga dengan teman-temannya.
Saat
Sasha dan teman-temannya sedang berkumpul bersama,
Veranda diam-diam meninggalkan toko bunga Sasha. Dia merasa tidak enak pada
Sasha karena dia sudah mengingkari janjinya pada Sasha. Dia membocorkan rahasia
tentang Sasha secara diam-diam pada teman-teman
sekelasnya Sasha.
***
Sejak
hari itu, toko bunga milik Sasha mendaptkan banyak permintaan bunga segar tiap
harinya. Pengunjung toko bunganya juga mulai banyak. Teman-teman sekelasnya
juga sering datang untuk membantu Sasha. Akan tetapi.... Veranda tidak pernah
lagi terlihat mengunjungi toko bunga milik Sasha.
Sasha
sering menunggu kehadiran Veranda di depan toko bunganya, namun yang datang
bukanlah Veranda melainkan pengunjung toko bunganya.
Saat
memetik bunga mawar, Sasha jadi teringat tentang ulang tahun adiknya Veranda yang
akan dilangsukan pada hari itu juga.
"Temen-temen...
Aku mau minta bantuan kalian..." pinta Sasha
pada teman-temannya
***
Di salah satu Mall, sore Hari.
Veranda
tidak langsung pulang kerumahnya. Seharian ini dia berkeliling mencari barang
yang akan dia berikan pada adiknya yang sedang berulang
tahun.
"Yah...
Kalo nggak dapet kena amuk lagi nih" keluh Veranda dengan helaan nafas panjang
***
Rumah Veranda, sore
hari.
Veranda
pulang kerumahnya. Dia membawa beberapa boneka di dalam tasnya untuk diberikan
kepada Shania, adiknya.
"Kak
Ve...." seru Shania yang tiba-tiba datang dan langsung memeluk
kakaknya
"Makasih
ya kak bunga-bunganya dan.... Maafin Shania yang selama ini suka kesel sama
kakak. Ternyata kakak sangat sayang sama Shania, makasih ya kak..."
sambung Shania sambil mencium pipi kakaknya itu
Veranda
mengalihkan pandangannya pada kumpulan bunga-bunga mawar yang terpajang dengan
indah di dalam rumahnya. Dia tahu siapa orang yang telah mengirimkan bunga itu
padanya. Veranda tersenyum, sambil mengelus kepala adiknya dengan
lembut.
Menepati
janji merupakan hal
yang sangat wajib untuk dilakukan. Tapi.... akan ada saat dimana kita harus
mengingkari janji kita kepada seseorang, dengan syarat semua itu benar-benar
demi kebaikannya, untuk merubah keadaan yang sangat buruk menjadi keadaan yang
lebih baik.
Tiap
orang memiliki ego yang bermacam-macam, ada orang yang mengatakan dia bisa
berdiri sendiri tanpa dibantu orang lain. Kenyataannya... Orang seperti itu adalah orang yang
sangat memerlukan bantuan orang lain untuk bisa berdiri.
Jika
seseorang yang memerlukan bantuan menolak dibantu, pastikan ada cara lain yang
bisa dilakukan oleh kita untuk
bisa membantunya. Kita tidak perlu meminta izin ketika menolong orang lain, karena
setiap manusia pada dasarnya akan
selalu memerlukan bantuan orang lain. Ketika kita menolong orang lain, kita
akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan perbuatan baik yang telah kita
lakukan.
Bersambung....
Penulis
@Queen_Vienny_FF
@elmyituhelmy
Finding Life Part 1 : Your Limit (Batasanmu)
Finding Life Part 2 : Happiness (Kebahagiaan)
Finding Life Part 3 : Before Late (Sebelum Terlambat)
Finding Life Part 4 : Flower, Promise, Ego (Bunga, Janji, Ego)
Finding Life Part 5 : Dreams and Struggles (Mimpi dan Perjuangan)
Finding Life Part 6 : Give You A Food
@Queen_Vienny_FF
@elmyituhelmy
Finding Life Part 1 : Your Limit (Batasanmu)
Finding Life Part 2 : Happiness (Kebahagiaan)
Finding Life Part 3 : Before Late (Sebelum Terlambat)
Finding Life Part 4 : Flower, Promise, Ego (Bunga, Janji, Ego)
Finding Life Part 5 : Dreams and Struggles (Mimpi dan Perjuangan)
Finding Life Part 6 : Give You A Food
No comments:
Post a Comment