Laman

Tuesday, October 14, 2014

Finding Life Part 5 : Dreams and Struggles


Apa yang kita perjuangkan dari sesuatu yang sedang kita kerjakan saat ini? Apakah kita mengerjakan segala sesuatu hanya dengan alasan kosong? Ataukah didalamnya terselip sebuah perjuangan? yang bisa membuatmu betah dan bersungguh-sungguh untuk melakukannya?

Malam hari, di ruang makan rumah Veranda.

"Nggak. Nggak mau... Masa Veranda harus ikutan juga sih?" protes Veranda pada mamanya

"Tuh kan ma... Kak Verandanya nggak mau. Udah dibilangin, mamanya masih nggak percaya..." potong Shania

"Pokoknya kamu juga harus ikut. Kamu harus nemenin adik kamu, titik. Turuti perintah mama, jangan ngebantah..." Seru mamanya Veranda dengan nada tinggi

Veranda mulai manyun,

"Kamu sih... Pakai acara daftar-daftar jadi idol segala. Kakak kan yang kena getahnya..." keluh Veranda merebahakan kepalanya diatas meja makan

Shania cuman bisa menggaruk-garuk pipinya yang tidak gatal,

Sebelumnya,

Hari ini Shania mendapatkan informasi yang penting, yaitu informasi tentang pembukaan pendaftaran Generasi ke-3 Idol48 dari pihak official 48Groups. Informasi itu merupakan informasi yang ditunggu-tunggunya selama ini. Karena.. menjadi seorang Idol adalah cita-cita barunya yang dia impikan saat ini, terhitung sejak dia mengenal 48Groups.

Sepulang dari sekolah Shania meminta baik-baik untuk diizinkan mengikuti audisi, namun mamanya menolak. Dengan terus-terusan merengek akhirnya mamanya mau mengizinkan Shania ikut audisi, dengan syarat kakaknya juga harus ikut serta. Dengan maksud untuk mengawasi Shania saat audisi.

Respon Veranda? Dia yang tidak mengenal apa itu Idol48 maupun 48Groups menolak menemani adiknya ikut audisi, namun mamanya bersikeras agar Veranda harus ikut menemani Shania. Dengan beberapa ancaman akhirnya Veranda mengiyakan perintah dari mamanya, yaitu ikut mendaftar menjadi peserta Idol48 bersama adiknya.

***

Malam hari, dikamar Veranda.

Veranda terbaring di atas kasurnya sambil browsing tentang "apa itu Idol48?" Dari situs-situs yang dia kunjungi, kebanyakan dari mereka hanya menjelaskan tentang Idol48 berdasarkan asumsi yang mereka buat sendiri. Meskipun berbeda-beda asumsi, namun ada satu kalimat yang sama diantara penjelasan mereka yaitu...

"Tumbuh dan berkembang bersama fans? Emangnya tumbuhan apa?" gumam Veranda jutek

***

Sabtu sore, di kamar Veranda.

Disaat Veranda sedang beristirahat setelah sepulang dari sekolah. Adik perempuannya tiba-tiba saja masuk ke kamar Veranda dengan membawa Laptop beserta beberapa buku catatan miliknya.

"Kak Veranda! Ayo buruan daftar!" seru Shania bersemangat sambil membuka Laptop hitam miliknya diatas kasur Veranda

"Ntar aja deh, kakak masih sibuk.. Kan masih lama juga batas pendaftarannya" sahut Veranda tanpa semangat

"Lebih cepat kan lebih baik. Lagipula kakak kan jomblo ngenes, nggak mungkin lah malam minggu bisa sibuk. Pacar aja nggak punya. Terus... Sok-sok'an mandi,  pakai parfum segala lagi, untuk apa coba?" ledek Shania pada kakaknya

"Untuk apa? Hmm... Untuk dipertanyakan. Iya, untuk dipertanyakan...." balas Veranda dengan wajah murung

Malam minggu yang cerah dihabiskan Veranda untuk menemani Shania melakukan registrasi pendaftaran pada situs official 48 groups.  Dia sebenarnya ogah-ogahan ikut  daftar, namun dengan sedikit ancaman dari adiknya. Pada akhirnya dia menjadi salah satu peserta audisi Idol48.

***

1 bulan kemudian,

Veranda dan Shania berhasil lolos seleksi tahap pertama dan kedua. Seleksi tahap pertama yaitu seleksi adiministrasi, peserta yang lolos pada tahap ini dihubungi langsung via telpon oleh pihak official untuk menghadiri seleksi tahap kedua. Seleksi tahap kedua yaitu seleksi interview, peserta melakukan interview dengan beberapa pihak official. Peserta yang lolos tahap kedua di umumkan secara langsung oleh pihak official.

Dari 400 peserta yang lolos audisi tahap kedua terpilihlah 50 orang yang akan melanjutkan maju ke audisi tahap ketiga atau audisi final.

"What the? Ini serius? Masa..." keluh Veranda sambil menghela nafasnya ketika tau namanya masuk dalam 50 besar peserta yang akan mengikuti audisi final.

Pengumuman lainnya dari pihak official yaitu para peserta final audisi harus mengikuti karantina selama 1 bulan. Dalam karantina itu selain latihan dance, juga akan dibarengi dengan latihan fisik rutin.

***

Di lapangan saat karantina berlangsung,

Jauh dari perkiraan Veranda, latihan fisik yang dijalani oleh dia dan peserta lainnya benar-benar menguras tenaga. Meskipun dia rutin melakukan jogging, tetap saja tidak mengubah fakta kalo dia sangat kelelahan dengan semua aktivitas karantina.

Disaat jam istirahat latihan Veranda merebahkan badannya  pada tiang bendera yang ada di lapangan. Dia merasa kelelahan dan juga kehausan, mau pergi minum diluar tapi dia takut minta izin pada pelatihnya yang galaknya minta ampun.

Veranda yang merasa sangat kehausam akhirnya memutuskan untuk meminta air minum pada peserta lain yang ada di dekatnya,

"Boleh minta airnya?" pinta Veranda pada perempuan yang ada disampingnya

Perempuan itu menoleh ke arah Veranda, dia sesaat mengamati pakaian yang dikenakan oleh Veranda. Dari pengamatan singkatnya dia tahu orang yang meminta airnya itu bukanlah orang berada pada stratifikasi yang sama dengannya.

"Boleh sih. Tapi... Ini bukan air mineral, ini cuman air putih yang direbus dan di masukan dalam botol minuman mineral..." sahutnya dengan nada rendah

"Nggak apa-apa kok. Selama itu bukan racun, aku mau kok meminumnya" sahut Veranda dengan senyum

Sejak saat itu Mikha, perempuan yang memberikannya air minum saat istirahat latihan menjadi teman akrabnya Veranda. Namun Mikha kadang-kadang terlihat segan ketika berada di dekat Veranda.

"Biasa aja kali. Aku bukan orang spesial, jadi nggak usah segan kayak gitu. Aku cuman pengen temenan sama kamu..." ucap Veranda ketika Mikha merasa minder dekat dengannya

Sering ngumpul bareng bersama dengan Mikha membuat hubungan mereka menjadi semakin akrab. Veranda lebih sering menjadi pendengar yang baik, daripada sebagai pembicara. Dia lebih senang mendengar cerita kehidupan orang lain daripada menceritakan tentang kehidupannya sendiri.

Veranda sempat menanyakan pertanyaan yang sangat pribadi pada Mikha. Dia  menanyakan tentang tujuan Mikha ikut audisi Idol48, dan... alasan Mikha berbeda dengan kebanyakan peserta lainnya,

"Iya, aku pengen menjadi terkenal, agar aku bisa menemukan orangtuaku. Aku pengen meraskan bagaimana rasanya punya keluarga..." ucap Mikha menjelaskan

Mikha sejak kecil terpisah dari orangtuanya. Dia ditemukan di bandara pesawat sendirian. Pada saat itu tidak ada yang menjemputnya, hingga pada akhirnya dia dirawat oleh salah satu pemilik panti asuhan sampai sekarang.

***

2 minggu kemudian,

Karantina telah berlangsung selama 2 minggu lebih. Stamina para peserta sudah mulai terlihat pada batasan mereka. Beberapa peserta bahkan tidak pernah lagi terlihat hadir dalam latihan, karena latihannya memang sangat keras.

Latihan fisik kembali dimulai. Para peserta kembali diperintahkan untuk mengelilingi lapangan beberapa kali. Saat berlari bersama, Veranda memperhatikan ekspresi wajah Mikha yang terlihat sangat kelelahan,

"Istirahat dulu yuk. Kamu pucat banget hari ini..." ucap Veranda menghentikan langkah kaki Mikha dengan cara menarik tangannya

Mikha sejenak berhenti, lalu dia memandangi peserta lainnya yang masih melanjutkan lari mereka,

"Mereka masih melanjutkan lari mereka. Mereka masih punya tenaga untuk memperjuangkan mimpi mereka, begitu juga dengan aku. Aku punya mimpi yang ingin aku raih, aku nggak boleh berhenti disini..." ucap Mikha melepaskan tangan Veranda yang sempat menghentikannya sesaat

Mikha melanjutkan larinya. Begitu juga dengan Veranda,  dia kembali melangkahkan kakinya untuk berlari mengikuti Mikha dari belakang. Saat berlari Veranda memandangi semua peserta yang rata-rata terlihat berada dalam kondisi yang sama dengan Mikha. Wajah mereka penuh dengan rasa lelah, namun tetap berjuang menggerakkan anggota tubuh mereka.

"Mimpi adalah sumber tenaga mereka. Mimpi adalah alasan mereka untuk berjuang sampai saat ini. Lalu... Sumber tenaga aku apa? Untuk apa aku berada disini? Aku sama sekali tidak punya mimpi hebat seperti mereka, apa yang aku perjuangkan? apa aku bisa bertahan hanya dengan mengandalkan staminaku?" gumam Veranda saat berlari

Veranda sadar perjuangan dia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan perjuangan orang-orang yang benar-benar serius ingin menaklukkan mimpi mereka. Ada batasan antara orang yang berjuang sungguh-sungguh dengan orang yang berjuang tanpa ada alasan yang menyertainya.

***

Lapangan, sore hari,

Tak terasa 1 bulan telah berlalu. Hari terakhir karantina ditutup dengan pengumuman peserta lolos audisi yang dibacakan oleh pelatih idol48. Banyak diantara mereka yang berbahagia, banyak yang kecewa, dan banyak juga yang menangis.

Nama Veranda tidak disebutkan, Nama adiknya juga tida disebutkan, begitu juga dengan nama Mikha. Mereka bertiga termasuk dalam peserta yang tidak lolos audisi final.

Tanpa terasa mata Veranda mulai berkaca-kaca. Dia sedih bukan karena dia gagal lolos audisi, tapi karena melihat Mikha yang Ikut-ikutan gagal lolos audisi. Mikha terlihat murung, dia terdiam di antara sorak-sorakan peserta yang lolos audisi.

Saat semua peserta telah bubar, Veranda mendekati Mikha yang masih duduk di lapangan.

"Hmm... Aku janji bakalan bantu kamu nemuin kedua orang tua kamu. Kebetulan keluarga mama aku ada yang bekerja di kepolisian, mereka pasti bakalan bantu. Kamu cuman perlu interview besok..." ucap Veranda saat menghampiri Mikha

"Kamu serius Ve? Beneran?" tanya Mikha seakan tidak percaya

"Iya, aku serius. Aku akan nemenin kamu besok. Akan aku pastikan tidak ada hal yang percuma dari perjuangan yang telah kamu lakukan selama satu bulan ini. Aku juga akan memastikan kamu tidak akan menyesal telah bertemu dan kenal dengan aku..." jelas Veranda dengan senyumnya

Mikha benar-benar terharu dengan apa yang dilakukan oleh Veranda. Bagi Mikha, Veranda merupakan teman pertamanya yang sangat peduli dengannya.

“Mentari sorenya indah ya...” ucap Mikha saat memandangi langit mentari senja

“Iya, benar-benar indah...” sahut Veranda yang juga memandang ke langit yang sama

***

Beberapa hari kemudian,

Setelah melakukan interview yang dibarengi dengan test DNA. Pihak kepolisian segera bergerak untuk mencari semua informasi tentang Mikha dan keluarganya. Dalam kurun waktu 3 hari, Pihak kepolisian sudah mendapatkan semua informasi tentang keluarga Mikha. Mereka Tidak langsung menyerahkan berkas temuan mereka pada Mikha, tapi mereka memutuskan untuk menyerahkan berkasnya temuan mereka pada Veranda agar diserahkan langsung pada Mikha.

Sebenarnya sangat berat bagi Veranda untuk memberikan berkas temuan dari pihak kepolisian kepada Mikha. Namun dia harus menyerahkan dan menjelaskan semua yang dia ketahui pada Mikha.

Orangtua Mikha telah tiada. 13 tahun yang lalu terjadi kecelakaan pesawat yang telah menewaskan anggota keluarga Mikha, termasuk kedua orangtuanya. Mikha masuk dalam daftar korban kecelakaan pesawat, oleh sebab itulah saat itu tidak ada seorangpun yang berpikir kalau Mikha adalah anak dari salah satu korban pesawat itu. Setelah melakukan pencocokan sampel DNA Mikha dengan Sample DNA korban pesawat, DNA Mikha dipastikan sangat cocok dengan DNA 2 orang korban kecelakaan pesawat itu.

Mikha terdiam setelah Veranda menjelaskan semuanya padanya. Dia tidak terlihat seperti orang yang menangis, hanya saja aliran air keluar cukup deras dari matanya

Setelah cukup lama, Mikha bangkit dari tempat duduknya. Dia menyapu aliran air yang berasal dari matanya,

"Setelah ini kamu mau ngapain?" tanya Veranda pada Mikha dengan nada gelisah

"Aku memutuskan untuk mewujudkan mimpi aku yang lainnya, Yaitu menjadi pengurus panti asuhan yang telah merawat aku sampai sekarang ini. Saat keluarga aku pergi, tuhan memberikan aku keluarga baru. Aku mencari sesuatu yang sudah pergi dari dunia ini, tanpa menyadari kehadiran mereka yang selalu ada untukku..." ucap Mikha memandangi langit sore yang terlihat cukup cerah dan indah

Mereka berdua menikmati indahnya langit sore bersama-sama, sama seperti saat mereka berada dalam masa karantian Idol48 dulu.

"Oh iya Ve, kamu belum menjawab pertanyaan aku. Mimpi kamu apa? Jangan pernah bilang mimpi kamu nggak ada?" tanya Mikha pada Veranda

Veranda tersenyum,

“Kamu tenang aja. Aku juga punya mimpi yang ingin aku raih. Aku juga akan memperjuangkan mimpi-mimpi aku sampai batas kemampuanku...” balas Veranda pada Mikha

Hampir setiap orang memiliki mimpi yang ingin segera mereka wujudkan. Ada yang hanya bermimpi tapi tidak ada usaha untuk mewujudkannya, dan ada juga yang berjuang mati-matian untuk menaklukkan mimpi yang ingin mereka raih.  Kegagalan adalah cobaan terberat untuk orang-orang yang sedang berjuang, untuk mengetahui apakah mereka masih tetap mau melanjutkan langkah-langkah perjuangan mereka? ataukah mengakhiri perjuangan mereka?

Jangan biarkan mimpimu hanya sekedar mimpi tanpa adanya perjuangan yang terselip didalamnya.

Bersambung....

No comments:

Post a Comment