Apa yang kita perjuangkan dari sesuatu yang sedang kita kerjakan saat ini? Apakah kita mengerjakan segala sesuatu hanya dengan alasan kosong? Ataukah didalamnya terselip sebuah perjuangan? yang bisa membuatmu betah dan bersungguh-sungguh untuk melakukannya?
Malam
hari, di ruang makan rumah Veranda.
"Nggak. Nggak mau... Masa Veranda harus ikutan juga sih?" protes
Veranda pada mamanya
"Tuh kan ma... Kak Verandanya nggak mau. Udah dibilangin, mamanya
masih nggak percaya..." potong Shania
"Pokoknya kamu juga harus ikut. Kamu harus nemenin adik kamu, titik.
Turuti perintah mama, jangan ngebantah..." Seru mamanya Veranda dengan
nada tinggi
Veranda mulai manyun,
"Kamu sih... Pakai acara daftar-daftar jadi idol segala. Kakak kan
yang kena getahnya..." keluh Veranda merebahakan kepalanya diatas meja
makan
Shania cuman bisa menggaruk-garuk pipinya yang tidak gatal,
Sebelumnya,
Hari ini Shania mendapatkan informasi yang penting, yaitu informasi tentang
pembukaan pendaftaran Generasi ke-3 Idol48 dari pihak official 48Groups. Informasi
itu merupakan informasi yang ditunggu-tunggunya selama ini. Karena.. menjadi
seorang Idol adalah cita-cita barunya yang dia impikan saat ini, terhitung
sejak dia mengenal 48Groups.
Sepulang dari sekolah Shania meminta baik-baik untuk diizinkan mengikuti
audisi, namun mamanya menolak. Dengan terus-terusan merengek akhirnya mamanya
mau mengizinkan Shania ikut audisi, dengan syarat kakaknya juga harus ikut
serta. Dengan maksud untuk mengawasi Shania saat audisi.
Respon Veranda? Dia yang tidak mengenal apa itu Idol48 maupun 48Groups
menolak menemani adiknya ikut audisi, namun mamanya bersikeras agar Veranda harus
ikut menemani Shania. Dengan beberapa ancaman akhirnya Veranda mengiyakan
perintah dari mamanya, yaitu ikut mendaftar menjadi peserta Idol48 bersama
adiknya.
***
Malam
hari, dikamar Veranda.
Veranda terbaring di atas kasurnya sambil browsing tentang "apa
itu Idol48?" Dari situs-situs yang dia kunjungi, kebanyakan dari
mereka hanya menjelaskan tentang Idol48 berdasarkan asumsi yang mereka buat
sendiri. Meskipun berbeda-beda asumsi, namun ada satu kalimat yang sama
diantara penjelasan mereka yaitu...
"Tumbuh dan berkembang bersama fans? Emangnya tumbuhan apa?"
gumam Veranda jutek
***
Sabtu
sore, di kamar Veranda.
Disaat Veranda sedang beristirahat setelah sepulang dari sekolah. Adik
perempuannya tiba-tiba saja masuk ke kamar Veranda dengan membawa Laptop
beserta beberapa buku catatan miliknya.
"Kak Veranda! Ayo buruan daftar!" seru Shania bersemangat sambil
membuka Laptop hitam miliknya diatas kasur Veranda
"Ntar aja deh, kakak masih sibuk.. Kan masih lama juga batas
pendaftarannya" sahut Veranda tanpa semangat
"Lebih cepat kan lebih baik. Lagipula kakak kan jomblo ngenes, nggak
mungkin lah malam minggu bisa sibuk. Pacar aja nggak punya. Terus... Sok-sok'an
mandi, pakai parfum segala lagi, untuk apa
coba?" ledek Shania pada kakaknya
"Untuk apa? Hmm... Untuk dipertanyakan. Iya, untuk dipertanyakan...."
balas Veranda dengan wajah murung
Malam minggu yang cerah dihabiskan Veranda untuk menemani Shania melakukan
registrasi pendaftaran pada situs official 48 groups. Dia sebenarnya ogah-ogahan ikut daftar, namun dengan sedikit ancaman dari
adiknya. Pada akhirnya dia menjadi salah satu peserta audisi Idol48.
***
1 bulan
kemudian,
Veranda
dan Shania berhasil lolos seleksi tahap pertama dan kedua. Seleksi tahap
pertama yaitu seleksi adiministrasi, peserta yang lolos pada tahap ini
dihubungi langsung via telpon oleh pihak official untuk menghadiri seleksi
tahap kedua. Seleksi tahap kedua yaitu seleksi interview, peserta melakukan
interview dengan beberapa pihak official. Peserta yang lolos tahap kedua di
umumkan secara langsung oleh pihak official.
Dari 400 peserta yang lolos audisi tahap kedua terpilihlah 50 orang yang
akan melanjutkan maju ke audisi tahap ketiga atau audisi final.
"What the? Ini serius? Masa..." keluh Veranda sambil menghela
nafasnya ketika tau namanya masuk dalam 50 besar peserta yang akan mengikuti
audisi final.
Pengumuman lainnya dari pihak official yaitu para peserta final audisi
harus mengikuti karantina selama 1 bulan. Dalam karantina itu selain latihan
dance, juga akan dibarengi dengan latihan fisik rutin.
***
Di
lapangan saat karantina berlangsung,
Jauh dari perkiraan Veranda, latihan fisik yang dijalani oleh dia dan
peserta lainnya benar-benar menguras tenaga. Meskipun dia rutin melakukan
jogging, tetap saja tidak mengubah fakta kalo dia sangat kelelahan dengan semua
aktivitas karantina.
Disaat jam istirahat latihan Veranda merebahkan badannya pada tiang bendera yang ada di lapangan. Dia merasa
kelelahan dan juga kehausan, mau pergi minum diluar tapi dia takut minta izin
pada pelatihnya yang galaknya minta ampun.
Veranda yang merasa sangat kehausam akhirnya memutuskan untuk meminta air
minum pada peserta lain yang ada di dekatnya,
"Boleh minta airnya?" pinta Veranda pada perempuan yang ada
disampingnya
Perempuan itu menoleh ke arah Veranda, dia sesaat mengamati pakaian yang
dikenakan oleh Veranda. Dari pengamatan singkatnya dia tahu orang yang meminta
airnya itu bukanlah orang berada pada stratifikasi yang sama dengannya.
"Boleh sih. Tapi... Ini bukan air mineral, ini cuman air putih yang
direbus dan di masukan dalam botol minuman mineral..." sahutnya dengan
nada rendah
"Nggak apa-apa kok. Selama itu bukan racun, aku mau kok
meminumnya" sahut Veranda dengan senyum
Sejak saat itu Mikha, perempuan yang memberikannya air minum saat istirahat
latihan menjadi teman akrabnya Veranda. Namun Mikha kadang-kadang terlihat
segan ketika berada di dekat Veranda.
"Biasa aja kali. Aku bukan orang spesial, jadi nggak usah segan kayak
gitu. Aku cuman pengen temenan sama kamu..." ucap Veranda ketika Mikha
merasa minder dekat dengannya
Sering ngumpul bareng bersama dengan Mikha membuat hubungan mereka menjadi
semakin akrab. Veranda lebih sering menjadi pendengar yang baik, daripada sebagai
pembicara. Dia lebih senang mendengar cerita kehidupan orang lain daripada
menceritakan tentang kehidupannya sendiri.
Veranda sempat menanyakan pertanyaan yang sangat pribadi pada Mikha.
Dia menanyakan tentang tujuan Mikha ikut
audisi Idol48, dan... alasan Mikha berbeda dengan kebanyakan peserta lainnya,
"Iya, aku pengen menjadi terkenal, agar aku bisa menemukan orangtuaku.
Aku pengen meraskan bagaimana rasanya punya keluarga..." ucap Mikha
menjelaskan
Mikha sejak kecil terpisah dari orangtuanya. Dia ditemukan di bandara
pesawat sendirian. Pada saat itu tidak ada yang menjemputnya, hingga pada
akhirnya dia dirawat oleh salah satu pemilik panti asuhan sampai sekarang.
***
2 minggu kemudian,
Karantina telah berlangsung selama 2 minggu lebih.
Stamina para peserta sudah mulai terlihat pada
batasan mereka. Beberapa peserta bahkan tidak pernah lagi terlihat hadir dalam
latihan, karena latihannya memang sangat keras.
Latihan fisik kembali dimulai. Para peserta kembali diperintahkan untuk
mengelilingi lapangan beberapa kali. Saat berlari bersama, Veranda
memperhatikan ekspresi wajah Mikha yang terlihat sangat kelelahan,
"Istirahat dulu yuk. Kamu pucat banget hari ini..." ucap Veranda
menghentikan langkah kaki Mikha dengan cara menarik tangannya
Mikha sejenak berhenti, lalu dia memandangi peserta lainnya yang masih
melanjutkan lari mereka,
"Mereka masih melanjutkan lari mereka. Mereka masih punya tenaga untuk
memperjuangkan mimpi mereka, begitu juga dengan aku. Aku punya mimpi yang ingin
aku raih, aku nggak boleh berhenti disini..." ucap Mikha melepaskan tangan
Veranda yang sempat menghentikannya sesaat
Mikha melanjutkan larinya. Begitu juga dengan Veranda, dia kembali melangkahkan kakinya untuk
berlari mengikuti Mikha dari belakang. Saat berlari Veranda memandangi semua
peserta yang rata-rata terlihat berada dalam kondisi yang sama dengan Mikha.
Wajah mereka penuh dengan rasa lelah, namun tetap berjuang menggerakkan anggota
tubuh mereka.
"Mimpi adalah sumber tenaga mereka. Mimpi adalah alasan mereka untuk berjuang
sampai saat ini. Lalu... Sumber tenaga aku apa? Untuk apa aku berada disini?
Aku sama sekali tidak punya mimpi hebat seperti mereka, apa yang aku
perjuangkan? apa aku bisa bertahan hanya dengan mengandalkan staminaku?"
gumam Veranda saat berlari
Veranda sadar perjuangan dia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan perjuangan
orang-orang yang benar-benar serius ingin menaklukkan mimpi mereka. Ada batasan
antara orang yang berjuang sungguh-sungguh dengan orang yang berjuang tanpa ada
alasan yang menyertainya.
***
Lapangan,
sore hari,
Tak terasa 1 bulan telah berlalu. Hari terakhir karantina ditutup dengan
pengumuman peserta lolos audisi yang dibacakan oleh pelatih idol48. Banyak
diantara mereka yang berbahagia, banyak yang kecewa, dan banyak juga yang
menangis.
Nama Veranda tidak disebutkan, Nama adiknya juga tida disebutkan, begitu
juga dengan nama Mikha. Mereka bertiga termasuk dalam peserta yang tidak lolos
audisi final.
Tanpa terasa mata Veranda mulai berkaca-kaca. Dia sedih bukan karena dia
gagal lolos audisi, tapi karena melihat Mikha yang Ikut-ikutan gagal lolos
audisi. Mikha terlihat murung, dia terdiam di antara sorak-sorakan peserta yang
lolos audisi.
Saat
semua peserta telah bubar, Veranda
mendekati Mikha yang masih duduk di lapangan.
"Hmm... Aku janji bakalan bantu kamu nemuin kedua orang tua kamu.
Kebetulan keluarga mama aku ada yang bekerja di kepolisian, mereka pasti
bakalan bantu. Kamu cuman perlu interview besok..." ucap Veranda saat
menghampiri Mikha
"Kamu serius Ve? Beneran?" tanya Mikha seakan tidak percaya
"Iya, aku serius. Aku akan nemenin kamu besok. Akan aku pastikan tidak
ada hal yang percuma dari perjuangan yang telah kamu lakukan selama satu bulan
ini. Aku juga akan memastikan kamu tidak akan menyesal telah bertemu dan kenal
dengan aku..." jelas Veranda dengan senyumnya
Mikha
benar-benar terharu dengan apa yang dilakukan oleh Veranda. Bagi Mikha, Veranda
merupakan teman pertamanya yang sangat peduli dengannya.
“Mentari
sorenya indah ya...” ucap Mikha saat memandangi langit mentari senja
“Iya,
benar-benar indah...” sahut Veranda yang juga memandang ke langit yang sama
***
Beberapa hari kemudian,
Setelah melakukan interview yang dibarengi dengan test DNA. Pihak
kepolisian segera bergerak untuk mencari semua informasi tentang Mikha dan
keluarganya. Dalam kurun waktu 3 hari, Pihak kepolisian sudah mendapatkan semua
informasi tentang keluarga Mikha. Mereka Tidak langsung menyerahkan berkas
temuan mereka pada Mikha, tapi mereka memutuskan untuk menyerahkan berkasnya
temuan mereka pada Veranda agar diserahkan langsung pada Mikha.
Sebenarnya
sangat berat bagi Veranda untuk memberikan berkas temuan dari pihak kepolisian
kepada Mikha. Namun dia harus menyerahkan dan menjelaskan semua yang dia
ketahui pada Mikha.
Orangtua Mikha telah tiada. 13 tahun yang lalu terjadi kecelakaan pesawat
yang telah menewaskan anggota keluarga Mikha, termasuk kedua orangtuanya. Mikha
masuk dalam daftar korban kecelakaan pesawat, oleh sebab itulah saat itu tidak
ada seorangpun yang berpikir kalau Mikha adalah anak dari salah satu korban
pesawat itu. Setelah melakukan pencocokan sampel DNA Mikha dengan Sample DNA korban
pesawat, DNA Mikha dipastikan sangat cocok dengan DNA 2 orang korban kecelakaan
pesawat itu.
Mikha terdiam setelah Veranda menjelaskan semuanya padanya. Dia tidak
terlihat seperti orang yang menangis, hanya saja aliran air keluar cukup deras
dari matanya
Setelah
cukup lama, Mikha bangkit dari tempat duduknya. Dia menyapu aliran air yang
berasal dari matanya,
"Setelah ini kamu mau ngapain?" tanya Veranda pada Mikha dengan
nada gelisah
"Aku memutuskan untuk mewujudkan mimpi aku yang lainnya, Yaitu menjadi
pengurus panti asuhan yang telah merawat aku sampai sekarang ini. Saat keluarga
aku pergi, tuhan memberikan aku keluarga baru. Aku mencari sesuatu yang sudah
pergi dari dunia ini, tanpa menyadari kehadiran mereka yang selalu ada
untukku..." ucap Mikha memandangi langit sore yang terlihat cukup cerah
dan indah
Mereka
berdua menikmati indahnya langit sore bersama-sama, sama seperti saat mereka berada
dalam masa karantian Idol48 dulu.
"Oh iya Ve, kamu belum menjawab pertanyaan aku. Mimpi kamu apa? Jangan
pernah bilang mimpi kamu nggak ada?" tanya Mikha pada Veranda
Veranda tersenyum,
“Kamu tenang aja. Aku juga punya mimpi yang ingin aku raih. Aku juga akan
memperjuangkan mimpi-mimpi aku sampai batas kemampuanku...” balas Veranda pada
Mikha
Hampir
setiap orang memiliki mimpi yang ingin segera mereka wujudkan. Ada yang hanya
bermimpi tapi tidak ada usaha untuk mewujudkannya, dan ada juga yang berjuang
mati-matian untuk menaklukkan mimpi yang ingin mereka raih. Kegagalan adalah cobaan terberat untuk orang-orang
yang sedang berjuang, untuk mengetahui apakah mereka masih tetap mau melanjutkan
langkah-langkah perjuangan mereka? ataukah mengakhiri perjuangan mereka?
Jangan
biarkan mimpimu hanya sekedar mimpi tanpa adanya perjuangan yang terselip
didalamnya.
Bersambung....
Penulis
@Queen_Vienny_FF
@elmyituhelmy
Finding Life Part 1 : Your Limit (Batasanmu)
Finding Life Part 2 : Happiness (Kebahagiaan)
Finding Life Part 3 : Before Late (Sebelum Terlambat)
Finding Life Part 4 : Flower, Promise, Ego (Bunga, Janji, Ego)
Finding Life Part 5 : Dreams and Struggles (Mimpi dan Perjuangan)
@Queen_Vienny_FF
@elmyituhelmy
Finding Life Part 1 : Your Limit (Batasanmu)
Finding Life Part 2 : Happiness (Kebahagiaan)
Finding Life Part 3 : Before Late (Sebelum Terlambat)
Finding Life Part 4 : Flower, Promise, Ego (Bunga, Janji, Ego)
Finding Life Part 5 : Dreams and Struggles (Mimpi dan Perjuangan)
No comments:
Post a Comment