Sore hari, Busan.
POV Irene
"Bali lala la, bali lala la..." gumamku bersenandung saat berjalan di zebra cross, menuju kedai kopi yang ada di seberang jalan
Seperti biasa dalam
hari-hariku, ketika sore hari sepulang sekolah maka aku lanjutkan dengan
bekerja paruh waktu di salah satu kedai kopi yang ada di tengah-tenga
kota Busan. Alasan kerja paruh waktu bukan untuk menabung demi masa
depan atau karena sedang dalam keadaan miskin-miskinnya, hanya saja...
untuk mendapatkan barang-barang eksklusif Idol K-Pop perlu uang dalam
jumlah banyak dan salah satu cara untuk mendapatkan uang tersebut adalah
dengan cara bekerja paruh waktu. Iya, kita harus bekerja demi
menyenangkan Idol kita, itulah jalan ninjaku. Kebahagian itu mahal gais.
Kedai kopi tempatku
bekerja berada tak jauh dari daerah perkantoran dan sekolah. Lokasi yang
sangat tepat untuk menjalankan bisnis seperti menjual minuman pahit
hangat berwarna hitam penghilang kantuk. Biasanya kedai kopi ini sangat
ramai terutama saat jam istirahat, seperti pagi hari sebelum berangkat
kerja maka para pekerja kantoran menyempatkan diri untuk menikmati
secangkir kopi hangat terlebih dahulu, ketika siang hari saat berada
dalam keadaan lelah bekerja dan saat malam hari untuk mengusir rasa
kantuk mereka saat lembur semalaman.
Dulu kedai kopi ini
sangat ramai, Namun... semua berubah ketika kedai kopi milik pamanku ini
dibeli oleh para pemuda yang entah berasal dari mana. Kedai kopi yang
dulunya penuh, sekarang jadi sangat sepi. Jika saja gaji yang aku
dapatkan tergantung penghasilan kedai kopi ini perbulan, mungkin aku
sudah mencari kerjaan baru. Tapi untungnya gajiku tidak dipotong, malah
dinaikkan jadi 2x lipat. Ya lumayanlah, meskipun pemasukkan kedai ini
sangatlah sedikit tapi gaji karyawannya tetap, malah dinaikkan.
"D.O Oppa ngapain??"
tanyaku kaget melihat salah satu bosku meletakkan spanduk dengan tulisan
yang menurutku kata-katanya agak sedikit menyeramkan untuk dibaca orang
awan sepertiku
Oh iya, 6 orang pemuda
yang membeli kedai kopi pamanku ini memposisikan diri mereka sebagai
Bos. Satu-satunya pegawai di kedai kopi ini hanyalah aku seorang dan aku
harus menganggap mereka sebagai bos. Dalam sejarah semesta, baru kali
ini jumlah bos lebih banyak dari pegawainya. Kebalik banget ini, mungkin
besok sudah kiamat kali ya??
Nah, bosku yang satu ini
nggak tinggi-tinggi amat dan matanya paling bulat di antara bosku yang
lain. D.O Oppa ini satu-satunya bosku yang berambut cepak, tau cepak
kan?? cepak itu... ayo cepak larinya, ayo cepak. Yah... garing ya? Maaf.
"Eh, Irene si tengil.
Dengan ini kedai kopi kita akan ramai, kedai kita akan jadi tempat minum
kopi terbaik di dunia..." ucapnya dengan senyum tanpa dosa, memandangi
hasil karyanya berbentuk tulisan di depan kedai yang menurutku bukannya
mendatangkan banyak pengunjung, tapi malah sebaliknya
"Yang ada kedainya
tambah sepi..." batinku ngeluyur pergi meninggalkan bosku yang berambut
cepak itu sendirian, biarkanlah dia tersenyum sendirian seperti itu,
biarkanlah Irene biarkan...
Dalam waktu singkat,
seragam sekolahku sudah digantikan dengan seragam pegawai kedai kopi
dengan warna atasan berupa kemeja putih dan bawahan berupa rok berwarna
hitam. Hanya aku yang memakai pakaian seperti ini, sedangkan 6 bosku
mengenakan setelan berwarna hitam dari atas sampai bawah. Mereka
mengenakan pakaian yang sama, baju lengan panjang turtle neck yang
dilipat sampai siku dan celana panjang lengkap dengan sepatu pantofel.
5 menit, 10 menit, 30
menit, 1 jam... tidak ada tanda-tanda pengunjung masuk ke dalam kedai
kopi ini. Yang ada di luar hanyalah D.O Oppa yang masih setia memandangi
spanduk di depan dengan senyum ngeselinnya itu. Ngapain sih dijagain
segala?? kayak ada yang malingin aja.
Dari tadi aku ngelap
meja yang entah sudah berapa kali aku bersihkan, mereka bilang kerja di
sini santai saja, istirahat saat kerja sekalipun tidak akan mereka
marahi. Ya iyalah, pengunjungnya aja nggak ada.
*Brakk.... (menggebrak meja)
"Oppa, aku nggak tahan
lagi!! Kedai kopi ini jadi sepi gara-gara Sehun Oppa mengganti warna
catnya jadi hitam, terus nama kedai kopi ini juga! siapa yang mau datang
ke kedai kopi yang namanya horror!? terus D.O Oppa juga ngapain bikin
spanduk dengan tulisan serem kayak gitu!!?" seruku agak berteriak
mengutarakan unek-unek dalam pikiranku
Melihat aku yang kesal,
salah satu bosku yang sedikit lebih tinggi dari D.O Oppa datang, dia
adalah Suho Oppa. Bosku yang mengubah posisi meja di kedai kopi ini jadi
aneh. Di samping kanan ditaruh beberapa meja kecil untuk 2 orang dan di
samping kiri ditaruh meja hitam bundar dengan 7 kursi. Aneh banget kan
jalan pemikirannya?? untung ganteng.
"Apa ini Oppa??" tanyaku saat Suho Oppa memberiku secangkir teh hangat
"Sepertinya kamu lelah..." jawabnya datar langsung meninggalkanku
"Oh... iya, makasih Suho Oppa...." balasku berterima kasih sambil membawa secangkir teh hangat ke salah satu meja
Gitu doang reaksinya??
gitu doang?? malah dikasih teh hangat lagi. Oh iya, teh buatan Suho oppa
yang pahiiittt banget lagi, serius pahit banget, padahal ini bukan
green tea. Setelah meminum teh, aku langsung merebahkan kepalaku di atas
meja dengan tangan sebagai alasnya. Mau tau alasan kenapa kedai kopi
ini sepi?? Oke, akan aku jelaskan alasannya.
Pertama, kedai kopi ini
warnanya diubah dari warna-warni cerah menjadi warna hitam. Pelakunya
Sehun Oppa, Bosku yang wajahnya menurutku seperti mafia jahat, mukanya
kayak muka-muka pembunuh bayaran yang sedang menyamar jadi barista.
Warna hitam itu tidak menarik sama sekali, bukannya bikin tenang malah
bikin seram pengunjung.
Kedua, nama kedai kopi
ini diganti dari Everyday Coffee jadi Your Last Coffee. Pelakunya adalah
Baekhyun Oppa, bosku yang memiliki eyeliner tebal. Nama Everyday Coffee
udah bagus dengan maksud agar pelanggan datang setiap hari untuk
meminum kopi, eh malah diganti jadi Your Last Coffee. Tau kan artinya
apa? kalo dari google translate sih artinya Kopi terakhirmu. Serem
nggak?? ya iyalah serem, minum kopi untuk terakhir kalinya itu ibarat
mau dieksekusi, mau dibunuh. Siapa juga yang bakalan tertarik?
Dan yang ketiga, Spanduk
di depan hasil karya D.O Oppa bertuliskan "Jika hari-harimu berat,
datanglah ke sini. Jadikan hari ini hari terakhirmu menikmati secangkir
kopi" Gimana? Serem kan kata-katanya?? Nggak usah dijelasin di mana
letak seremnya.
Jam telah menunjukkan
pukul 7 malam, tinggal 2 jam lagi aku dibolehkan pulang. Sambil menunggu
waktu pulang, aku sempatkan untuk membuka buku pelajaran yang... yang
sebenarnya cuman dibuka-buka doang nggak dipelajari. Biar disangka Suho
Oppa aku lagi belajar. Kalo nggak belajar di jam segini pasti dimarahin,
padahal bos yang lain santai aja.
Sambil membolak-balikkan
buku, pintu kedai kopi terbuka. Dari balik pintu terlihat seorang
perempuan berseragam SMA dengan gaya rambut yang aneh masuk.
Baru mau berdiri, tangan
Suho Oppa menekan pundakku yang membuatku kembali terduduk di kursiku.
Dari ucapannya, Suho Oppa meminta agar aku diam tidak menggangu, biarkan
mereka yang bekerja menyambut tamu.
Kalian pernah nonton
drama Korea, judulnya Goblin?? Nah, momennya persis kayak gitu saat ini.
Semua Bosku berjalan dengan kerennya menyambut tamu dan mengantarkannya
ke... meja bundar di sebelah kiri.
Ada hal yang membuatku
tepok jidat, semua Bosku ikut duduk di meja yang sama dengan cewek itu
sambil membawa biji kopi yang berada dalam plastik aluminium di tangan
mereka masing-masing, sedangkan di tengah-tengah meja diletakkan alat
pembuat kopi manual yang pakai api. Demi apa ngelayanin tamu kayak
gitu?? Mereka kan bos, kenapa bos yang malah kerja? Bukan pegawainya?
Setelah aku perhatikan
baik-baik, mata cewek yang seumuran denganku itu dalam keadaan sembab.
Rambutnya tidak bergaya aneh, dari bekas potongan rambutnya jelas banget
rambut itu dipotong secara asal. Bukan hasil potongan makhluk penghuni
salon-salon, tapi hasil potongan sendiri.
Dan.... Suasana di dalam
kedai kopi ini jadi serius ketika gadis berambut hitam itu mulai
bicara. Dia menceritakan kehidupannya selama ini, menceritakan bahwa dia
lelah menjalani hidupnya. Hampir setiap hari merasakan hal menyedihkan
seperti pembullian yang dilakukan oleh teman-temannya.
Gadis itu menyebutkan
semua nama-nama temannya yang sudah membullinya. Entah kenapa, aku
merasa aku bisa menyebutkan semua nama pembulli gadis itu satu persatu
tanpa perlu diulang.
Dia bercerita,
pembullian itu telah berlangsung sangat lama, tanpa mampu melepaskan
diri karena teman-temannya menyimpan foto memalukannya untuk dijadikan
ancaman. Bukan hanya pembullian dalam hal fisik, tapi banyak hal lain
seperti menghabiskan tabungannya untuk memenuhi kebutuhan mereka,
mencuri uang di rumah padahal uang tabungan rumah harusnya digunakan
untuk mengobati ibunya.
Puncaknya, ibu gadis itu
meninggal karena tidak mendapatkan pertolongan saat penyakitnya kumat.
Tidak bisa ke rumah sakit karena uang tabungan sudah habis tanpa
diketahui oleh keluarganya.
Ketika gadis itu protes
menyalahkan teman-temannya, bukannya menyesal mereka malah menyuruh
gadis itu untuk mencuri di mall. Hari ini gadis itu pertama kali menolak
permintaan mereka, itulah alasan kenapa rambutnya dipotong asal karena
sebelumnya ditempeli permen karet dalam jumlah banyak.
Gadis itu juga
menunjukkan tangannya yang membiru, bekas dipukuli dengan menggunakan
penggaris tanpa henti. Tak sampai di situ, mereka kembali menyuruh gadis
itu untuk mencuri di mall, jika besok tidak mendapatkan uang maka
mereka akan memberikan hukuman fisik lagi dan menyebarkan foto memalukan
dirinya.
Alasan itulah gadis itu
datang ke ke sini, merasa kedai kopi ini memanggil dirinya yang saat ini
dalam keadaan sangat kacau. Merasa akan ada jawaban atas kesedihan yang
telah dialaminya selama ini.
"Kami turut prihatin atas apa yang telah menimpamu" ucap Kai Oppa mulai bicara setelah gadis itu selesai bercerita
"Anggap saja saat ini
para dewa mendengarkan semua ceritamu. Anggap saja hari ini adalah hari
keberuntunganmu, para dewa akan mengabulkan permintaanmu. Jadi apa yang
akan kamu minta untuk hidupmu??" Lanjut Kai Oppa yang mulai menyalakan
alat pembuat kopi
Gadis itu memperhatikan
nyala api yang memanaskan air di dalam alat pembuat kopi. Samar-samar
aku merasakan adanya aura kemerah-merahan yang keluar dari tubuh gadis
itu.
"Aku ingin para dewa menghukum mereka..." Ucapnya menjawab pertanyaan Kai Oppa
Tiba-tiba badanku jadi
merinding saat melihat Sehun Oppa yang tubuhnya seperti memancarkan aura
merah seperti yang aku lihat pada gadis itu. Seriusan?? Mungkin ini
cuman imajinasiku kali ya??
Tak ada yang menggangu,
Sehun Oppa bangkit menghancurkan biji kopi yang dibawa di tangannya
menggunakan penghancur biji kopi. Kopi yang telah menjadi bubuk
dimasukkan ke dalam alat pembuat kopi, semerbak aroma kopi memenuhi
kedai kopi. Aroma kopi yang menurutku aneh, seperti sangat keras dan
dipenuhi perasaan aneh. Seperti... Perasaan dendam??
"Minumlah, jadikan hari
ini adalah hari terakhirmu minum kopi di sini" ucap Sehun Oppa
menyodorkan secangkir kopi ke arah gadis itu
Lagi-lagi aku merasakan
adanya aura merah, kali ini aura merah itu muncul dari uap yang berasal
dari kopi yang dibuat oleh Sehun Oppa. Saat ini aku merasa Sehun Oppa
benar-benar menyeramkan.
"Terima kasih kopinya,
saya merasa lebih baik hari ini..." Ucap gadis itu pamit pulang setelah
sebelumnya agak menunduk saat mengucapkan terima kasih
"Irene, untuk hari ini sudah cukup. Malam ini kedai kopinya tutup lebih awal..." Ucap D.O Oppa sambil memasang jaketnya
Siapa sih yang nggak
senang disuruh pulang lebih awal?? Tanpa perlu bertanya lagi aku
langsung ganti baju di belakang, buru-buru meninggalkan kedai kopi ini,
ya jaga-jaga kalo Suho Oppa berubah pikiran. Kan... Suho Oppa biasanya
sangat sering berubah pikiran.
Tapi... Sebelum pulang
aku melihat Sehun Oppa yang keluar dari Kedai kopi berlawanan arah
denganku yang menuju ke rumah. Baru sebentar mengedipkan mata, Sehun
Oppa sudah hilang dari pandanganku.
"Kayaknya aku emang
beneran harus segera pulang ke rumah untuk istirahat, hari ini aneh
banget..." Batinku sambil memukul pelan kepalaku yang terasa pusing
Rumah, malam hari.
Pulang ke rumah, mandi
air hangat, pakai piyama, niatnya mau segera tidur tapi acara di TV lagi
seru-serunya, ada Girl Group Kpop yang baru saja comeback mengeluarkan
single baru.
"Bu bu kurim pa pa.... Eh?? Kok ada breaking news sih? Ganggu aja..." Keluhku kesal saat acara TV diganti acara berita
Tunggu dulu, tunggu
dulu... Nama-nama yang kecelakaan di jalan Tol itu kok sama kayak nama
anak-anak yang ngebully gadis di kedai kopi tadi ya?? Nama sekolahnya
juga?? Apa cuman kebetulan?? Tapi cuman 4 orang, mungkin cuman kebetulan
kali ya?? Ucapku yang kaget dengan debaran jantung yang cepat saat
membaca nama-nama korban.
Baru saja memainkan
medsos dengan tujuan untuk menenangkan diri, tapi di timeline ada berita
kecelakaan lainnya di tempat yang berbeda. Satu di hotel dan satunya
lagi di salah satu mini market.
"Kok?? Ini yang
kecelakaan di hotel dan mini market namanya persis kayak nama-nama
tukang bully gadis itu, yang kecelakaan di jalan tol tadi juga sama. Apa
ini cuman kebetulan??"
No comments:
Post a Comment