Laman

Monday, January 14, 2019

Your Last Coffe (FF Exo x Red Velvet)



Sore hari, Busan. 

POV Irene

"Bali lala la, bali lala la..." gumamku bersenandung saat berjalan di zebra cross, menuju kedai kopi yang ada di seberang jalan

Seperti biasa dalam hari-hariku, ketika sore hari sepulang sekolah maka aku lanjutkan dengan bekerja paruh waktu di salah satu kedai kopi yang ada di tengah-tenga kota Busan. Alasan kerja paruh waktu bukan untuk menabung demi masa depan atau karena sedang dalam keadaan miskin-miskinnya, hanya saja... untuk mendapatkan barang-barang eksklusif Idol K-Pop perlu uang dalam jumlah banyak dan salah satu cara untuk mendapatkan uang tersebut adalah dengan cara bekerja paruh waktu. Iya, kita harus bekerja demi menyenangkan Idol kita, itulah jalan ninjaku. Kebahagian itu mahal gais.

Kedai kopi tempatku bekerja berada tak jauh dari daerah perkantoran dan sekolah. Lokasi yang sangat tepat untuk menjalankan bisnis seperti menjual minuman pahit hangat berwarna hitam penghilang kantuk. Biasanya kedai kopi ini sangat ramai terutama saat jam istirahat, seperti pagi hari sebelum berangkat kerja maka para pekerja kantoran menyempatkan diri untuk menikmati secangkir kopi hangat terlebih dahulu, ketika siang hari saat berada dalam keadaan lelah bekerja dan saat malam hari untuk mengusir rasa kantuk mereka saat lembur semalaman.

Dulu kedai kopi ini sangat ramai, Namun... semua berubah ketika kedai kopi milik pamanku ini dibeli oleh para pemuda yang entah berasal dari mana. Kedai kopi yang dulunya penuh, sekarang jadi sangat sepi. Jika saja gaji yang aku dapatkan tergantung penghasilan kedai kopi ini perbulan, mungkin aku sudah mencari kerjaan baru. Tapi untungnya gajiku tidak dipotong, malah dinaikkan jadi 2x lipat. Ya lumayanlah, meskipun pemasukkan kedai ini sangatlah sedikit tapi gaji karyawannya tetap, malah dinaikkan.

"D.O Oppa ngapain??" tanyaku kaget melihat salah satu bosku meletakkan spanduk dengan tulisan yang menurutku kata-katanya agak sedikit menyeramkan untuk dibaca orang awan sepertiku

Oh iya, 6 orang pemuda yang membeli kedai kopi pamanku ini memposisikan diri mereka sebagai Bos. Satu-satunya pegawai di kedai kopi ini hanyalah aku seorang dan aku harus menganggap mereka sebagai bos. Dalam sejarah semesta, baru kali ini jumlah bos lebih banyak dari pegawainya. Kebalik banget ini, mungkin besok sudah kiamat kali ya??

Nah, bosku yang satu ini nggak tinggi-tinggi amat dan matanya paling bulat di antara bosku yang lain. D.O Oppa ini satu-satunya bosku yang berambut cepak, tau cepak kan?? cepak itu... ayo cepak larinya, ayo cepak. Yah... garing ya? Maaf.

"Eh, Irene si tengil. Dengan ini kedai kopi kita akan ramai, kedai kita akan jadi tempat minum kopi terbaik di dunia..." ucapnya dengan senyum tanpa dosa, memandangi hasil karyanya berbentuk tulisan di depan kedai yang menurutku bukannya mendatangkan banyak pengunjung, tapi malah sebaliknya

"Yang ada kedainya tambah sepi..." batinku ngeluyur pergi meninggalkan bosku yang berambut cepak itu sendirian, biarkanlah dia tersenyum sendirian seperti itu, biarkanlah Irene biarkan...

Dalam waktu singkat, seragam sekolahku sudah digantikan dengan seragam pegawai kedai kopi dengan warna atasan berupa kemeja putih dan bawahan berupa rok berwarna hitam. Hanya aku yang memakai pakaian seperti ini, sedangkan 6 bosku mengenakan setelan berwarna hitam dari atas sampai bawah. Mereka mengenakan pakaian yang sama, baju lengan panjang turtle neck yang dilipat sampai siku dan celana panjang lengkap dengan sepatu pantofel.

5 menit, 10 menit, 30 menit, 1 jam... tidak ada tanda-tanda pengunjung masuk ke dalam kedai kopi ini. Yang ada di luar hanyalah D.O Oppa yang masih setia memandangi spanduk di depan dengan senyum ngeselinnya itu. Ngapain sih dijagain segala?? kayak ada yang malingin aja.

Dari tadi aku ngelap meja yang entah sudah berapa kali aku bersihkan, mereka bilang kerja di sini santai saja, istirahat saat kerja sekalipun tidak akan mereka marahi. Ya iyalah, pengunjungnya aja nggak ada.

*Brakk.... (menggebrak meja)

"Oppa, aku nggak tahan lagi!! Kedai kopi ini jadi sepi gara-gara Sehun Oppa mengganti warna catnya jadi hitam, terus nama kedai kopi ini juga! siapa yang mau datang ke kedai kopi yang namanya horror!? terus D.O Oppa juga ngapain bikin spanduk dengan tulisan serem kayak gitu!!?" seruku agak berteriak mengutarakan unek-unek dalam pikiranku

Melihat aku yang kesal, salah satu bosku yang sedikit lebih tinggi dari D.O Oppa datang, dia adalah Suho Oppa. Bosku yang mengubah posisi meja di kedai kopi ini jadi aneh. Di samping kanan ditaruh beberapa meja kecil untuk 2 orang dan di samping kiri ditaruh meja hitam bundar dengan 7 kursi. Aneh banget kan jalan pemikirannya?? untung ganteng.

"Apa ini Oppa??" tanyaku saat Suho Oppa memberiku secangkir teh hangat

"Sepertinya kamu lelah..." jawabnya datar langsung meninggalkanku

"Oh... iya, makasih Suho Oppa...." balasku berterima kasih sambil membawa secangkir teh hangat ke salah satu meja

Gitu doang reaksinya?? gitu doang?? malah dikasih teh hangat lagi. Oh iya, teh buatan Suho oppa yang pahiiittt banget lagi, serius pahit banget, padahal ini bukan green tea. Setelah meminum teh, aku langsung merebahkan kepalaku di atas meja dengan tangan sebagai alasnya. Mau tau alasan kenapa kedai kopi ini sepi?? Oke, akan aku jelaskan alasannya.

Pertama, kedai kopi ini warnanya diubah dari warna-warni cerah menjadi warna hitam. Pelakunya Sehun Oppa, Bosku yang wajahnya menurutku seperti mafia jahat, mukanya kayak muka-muka pembunuh bayaran yang sedang menyamar jadi barista. Warna hitam itu tidak menarik sama sekali, bukannya bikin tenang malah bikin seram pengunjung.

Kedua, nama kedai kopi ini diganti dari Everyday Coffee jadi Your Last Coffee. Pelakunya adalah Baekhyun Oppa, bosku yang memiliki eyeliner tebal. Nama Everyday Coffee udah bagus dengan maksud agar pelanggan datang setiap hari untuk meminum kopi, eh malah diganti jadi Your Last Coffee. Tau kan artinya apa? kalo dari google translate sih artinya Kopi terakhirmu. Serem nggak?? ya iyalah serem, minum kopi untuk terakhir kalinya itu ibarat mau dieksekusi, mau dibunuh. Siapa juga yang bakalan tertarik?
Dan yang ketiga, Spanduk di depan hasil karya D.O Oppa bertuliskan "Jika hari-harimu berat, datanglah ke sini. Jadikan hari ini hari terakhirmu menikmati secangkir kopi" Gimana? Serem kan kata-katanya?? Nggak usah dijelasin di mana letak seremnya.

Jam telah menunjukkan pukul 7 malam, tinggal 2 jam lagi aku dibolehkan pulang. Sambil menunggu waktu pulang, aku sempatkan untuk membuka buku pelajaran yang... yang sebenarnya cuman dibuka-buka doang nggak dipelajari. Biar disangka Suho Oppa aku lagi belajar. Kalo nggak belajar di jam segini pasti dimarahin, padahal bos yang lain santai aja.

Sambil membolak-balikkan buku, pintu kedai kopi terbuka. Dari balik pintu terlihat seorang perempuan berseragam SMA dengan gaya rambut yang aneh masuk.

Baru mau berdiri, tangan Suho Oppa menekan pundakku yang membuatku kembali terduduk di kursiku. Dari ucapannya, Suho Oppa meminta agar aku diam tidak menggangu, biarkan mereka yang bekerja menyambut tamu.

Kalian pernah nonton drama Korea, judulnya Goblin?? Nah, momennya persis kayak gitu saat ini. Semua Bosku berjalan dengan kerennya menyambut tamu dan mengantarkannya ke... meja bundar di sebelah kiri.
Ada hal yang membuatku tepok jidat, semua Bosku ikut duduk di meja yang sama dengan cewek itu sambil membawa biji kopi yang berada dalam plastik aluminium di tangan mereka masing-masing, sedangkan di tengah-tengah meja diletakkan alat pembuat kopi manual yang pakai api. Demi apa ngelayanin tamu kayak gitu?? Mereka kan bos, kenapa bos yang malah kerja? Bukan pegawainya?

Setelah aku perhatikan baik-baik, mata cewek yang seumuran denganku itu dalam keadaan sembab. Rambutnya tidak bergaya aneh, dari bekas potongan rambutnya jelas banget rambut itu dipotong secara asal. Bukan hasil potongan makhluk penghuni salon-salon, tapi hasil potongan sendiri.

Dan.... Suasana di dalam kedai kopi ini jadi serius ketika gadis berambut hitam itu mulai bicara. Dia menceritakan kehidupannya selama ini, menceritakan bahwa dia lelah menjalani hidupnya. Hampir setiap hari merasakan hal menyedihkan seperti pembullian yang dilakukan oleh teman-temannya.
Gadis itu menyebutkan semua nama-nama temannya yang sudah membullinya. Entah kenapa, aku merasa aku bisa menyebutkan semua nama pembulli gadis itu satu persatu tanpa perlu diulang.

Dia bercerita, pembullian itu telah berlangsung sangat lama, tanpa mampu melepaskan diri karena teman-temannya menyimpan foto memalukannya untuk dijadikan ancaman. Bukan hanya pembullian dalam hal fisik, tapi banyak hal lain seperti menghabiskan tabungannya untuk memenuhi kebutuhan mereka, mencuri uang di rumah padahal uang tabungan rumah harusnya digunakan untuk mengobati ibunya.

Puncaknya, ibu gadis itu meninggal karena tidak mendapatkan pertolongan saat penyakitnya kumat. Tidak bisa ke rumah sakit karena uang tabungan sudah habis tanpa diketahui oleh keluarganya.
Ketika gadis itu protes menyalahkan teman-temannya, bukannya menyesal mereka malah menyuruh gadis itu untuk mencuri di mall. Hari ini gadis itu pertama kali menolak permintaan mereka, itulah alasan kenapa rambutnya dipotong asal karena sebelumnya ditempeli permen karet dalam jumlah banyak.

Gadis itu juga menunjukkan tangannya yang membiru, bekas dipukuli dengan menggunakan penggaris tanpa henti. Tak sampai di situ, mereka kembali menyuruh gadis itu untuk mencuri di mall, jika besok tidak mendapatkan uang maka mereka akan memberikan hukuman fisik lagi dan menyebarkan foto memalukan dirinya.

Alasan itulah gadis itu datang ke ke sini, merasa kedai kopi ini memanggil dirinya yang saat ini dalam keadaan sangat kacau. Merasa akan ada jawaban atas kesedihan yang telah dialaminya selama ini.

"Kami turut prihatin atas apa yang telah menimpamu" ucap Kai Oppa mulai bicara setelah gadis itu selesai bercerita

"Anggap saja saat ini para dewa mendengarkan semua ceritamu. Anggap saja hari ini adalah hari keberuntunganmu, para dewa akan mengabulkan permintaanmu. Jadi apa yang akan kamu minta untuk hidupmu??" Lanjut Kai Oppa yang mulai menyalakan alat pembuat kopi

Gadis itu memperhatikan nyala api yang memanaskan air di dalam alat pembuat kopi. Samar-samar aku merasakan adanya aura kemerah-merahan yang keluar dari tubuh gadis itu.

"Aku ingin para dewa menghukum mereka..." Ucapnya menjawab pertanyaan Kai Oppa

Tiba-tiba badanku jadi merinding saat melihat Sehun Oppa yang tubuhnya seperti memancarkan aura merah seperti yang aku lihat pada gadis itu. Seriusan?? Mungkin ini cuman imajinasiku kali ya??

Tak ada yang menggangu, Sehun Oppa bangkit menghancurkan biji kopi yang dibawa di tangannya menggunakan penghancur biji kopi. Kopi yang telah menjadi bubuk dimasukkan ke dalam alat pembuat kopi, semerbak aroma kopi memenuhi kedai kopi. Aroma kopi yang menurutku aneh, seperti sangat keras dan dipenuhi perasaan aneh. Seperti... Perasaan dendam??

"Minumlah, jadikan hari ini adalah hari terakhirmu minum kopi di sini" ucap Sehun Oppa menyodorkan secangkir kopi ke arah gadis itu

Lagi-lagi aku merasakan adanya aura merah, kali ini aura merah itu muncul dari uap yang berasal dari kopi yang dibuat oleh Sehun Oppa. Saat ini aku merasa Sehun Oppa benar-benar menyeramkan.

"Terima kasih kopinya, saya merasa lebih baik hari ini..." Ucap gadis itu pamit pulang setelah sebelumnya agak menunduk saat mengucapkan terima kasih

"Irene, untuk hari ini sudah cukup. Malam ini kedai kopinya tutup lebih awal..." Ucap D.O Oppa sambil memasang jaketnya

Siapa sih yang nggak senang disuruh pulang lebih awal?? Tanpa perlu bertanya lagi aku langsung ganti baju di belakang, buru-buru meninggalkan kedai kopi ini, ya jaga-jaga kalo Suho Oppa berubah pikiran. Kan... Suho Oppa biasanya sangat sering berubah pikiran.

Tapi... Sebelum pulang aku melihat Sehun Oppa yang keluar dari Kedai kopi berlawanan arah denganku yang menuju ke rumah. Baru sebentar mengedipkan mata, Sehun Oppa sudah hilang dari pandanganku.

"Kayaknya aku emang beneran harus segera pulang ke rumah untuk istirahat, hari ini aneh banget..." Batinku sambil memukul pelan kepalaku yang terasa pusing
Rumah, malam hari.

Pulang ke rumah, mandi air hangat, pakai piyama, niatnya mau segera tidur tapi acara di TV lagi seru-serunya, ada Girl Group Kpop yang baru saja comeback mengeluarkan single baru.

"Bu bu kurim pa pa.... Eh?? Kok ada breaking news sih? Ganggu aja..." Keluhku kesal saat acara TV diganti acara berita

Tunggu dulu, tunggu dulu... Nama-nama yang kecelakaan di jalan Tol itu kok sama kayak nama anak-anak yang ngebully gadis di kedai kopi tadi ya?? Nama sekolahnya juga?? Apa cuman kebetulan?? Tapi cuman 4 orang, mungkin cuman kebetulan kali ya?? Ucapku yang kaget dengan debaran jantung yang cepat saat membaca nama-nama korban.

Baru saja memainkan medsos dengan tujuan untuk menenangkan diri, tapi di timeline ada berita kecelakaan lainnya di tempat yang berbeda. Satu di hotel dan satunya lagi di salah satu mini market.

"Kok?? Ini yang kecelakaan di hotel dan mini market namanya persis kayak nama-nama tukang bully gadis itu, yang kecelakaan di jalan tol tadi juga sama. Apa ini cuman kebetulan??"






No comments:

Post a Comment